Senin, 27 Agustus 2012

Pemanfaatan Pohon Ganja Untuk Industri

Kegunaan Industri

"Pemakaian minyak sayur untuk bahan bakar mesin mungkin belum terlihat penting saat ini, namun seiring dengan dengan waktu minyak ini akan menjadi sepenting minyak bumi dan batu bara pada masa sekarang." (Rudolph Diesel)

Pendahuluan
Dalam menjalankan kegiatan industri kita membutuhkan sumber daya alam yang terbaik. Dengan sumber hasil alam yang baik, kita dapat menciptakan produk yang kuat dan tahan lama. Salah satu bahan kebutuhan industri yang paling dominan adalah serat/fiber. Kebutuhan akan serat yang kuat sangat penting untuk meningkatkan hasil industri dengan kualitas produk yang tinggi. Banyak macam-macam jenis serat, tetapi serat yang bermutu tinggi hanya dapat di peroleh dari tumbuhan yang memang menghasilkan kualitas maksimum serat di dalamnya. Dalam hal ini tanaman cannabis memiliki semua itu. Jenis pohon cannabis yang biasa di gunakan untuk industri di sebut hemp, yaitu sejenis genus cannabis yang memiliki kadar THC yang rendah. Jenis ini sedikit mengandung zat psikoaktif dan tidak menimbulkan efek fisik atau psikologis. Hemp mengandung THC di bawah 0,3%, sedangkan cannabis bisa mencapai 6% sampai 20%.

Selain untuk kebutuhan bahan baku produksi, hemp juga dapat di gunakan sebagai bahan makanan, minyak dan bahan bakar. Keuntungan penggunaan hemp sebagai bahan baku industri telah terbukti secara ilmiah.

Berbagai Macam Keuntungan Industri Hemp
Tiga komponen utama industri hemp adalah hemp seeds (biji-bijian), fiber (serat), dan hurds (kain, tekstil). Hemp berpotensi menguntungan jika di gunakan dalam industri. Seperti:

Ganja Bukan Narkotika

Marijuana (ganja) bukanlah narkotika. Walaupun undang-undang menyebutnya sebagai narkotik, ganja berbeda secara farmakologis dengan keluarga dan turunan opium dan narkotik sintetis. (Wolstenholme, 1965; Watt, 1965; Garattini, 1965; 1 Crim 5351 Calif. District Court of Appeal, 1st Appel. Dist.)

Marijuana (ganja) tidak menyebabkan kecanduan. Pemakaiannya tidak memunculkan ketergantungan fisik. (Mayor’s Committee on Marihuana, New York City, 1944; Allentuck & Bowman, 1942; Freedman & Rockmore, 1946; Fort, 1965a, 1965b; Panama Canal Zone Governor’s Committee, 1933; Phalen, 1943; Indian Hemp-Drug Commission, 1894; Watt, 1965; I Crim 5351 Calif. District Court of Appeal, 1st Appel. Dist.; United Nations, 1964a, 1964b)

Pada persentasi kecil individu, sebuah “ketergantungan psikologis” dapat terbentuk, namun predisposisi harus ada terlebih dahulu. Dalam makalahnya, “Ketergantungan dari Jenis Hashish,” Watt (1965,p.65) menyimpulkan : Kebiasaan ini sifatnya sosial dan mudah ditinggalkan. Kerusakan kepribadian dan gangguan psikotik yang pernah atau sedang berjalan adalah faktor-faktor penting yang mendasari terbentuknya kebiasaan mencandu.

Marijuana (ganja) tidak berbahaya bagi kesehatan. Bahkan bila digunakan dalam jangka waktu yang lama, ia tidak tampak menyebakan gangguan fisik atau psikologis. (Mayor’s Committee on Marihuana, New York City, 1944; Freedman & Rockmore, 1946; Fort, 1965a, 1965b; Panama Canal Zone Governor’s Committee, 1933; Phalen, 1943; Indian Hemp-Drug Commission, 1894; Becker, 1963)

Marijuana (ganja) tidak cenderung melepaskan “perilaku agresif.” Sebaliknya, penggunaannya menghambat perlaku agresif; ia bertindak sebagai “penenang.” (Mayor’s Committee on Marihuana, New York City, 1944; Fort, 1965a, 1965b; Panama Canal Zone Governor’s Committee, 1933; Phalen, 1943; Garattini, 1965)
Ganja tidak “menggiring” atau “mendorong” pada penggunaan obat-obatan adiktif. “Sembilan puluh delapan (98) persen dari pemakai heroin memulai dengan merokok tembakau dan minuman keras terlebih dahulu” (Mayor’s Committee on Marihuana, New York City, 1944; Fort, 1965a, 1965b; Panama Canal Zone Governor’s Committee, 1933; Phalen, 1943; Garattini, 1965)

Ganja Justru Punya Lebih Banyak Nilai Positif

Tanaman ganja yang selama ini lekat dengan nilai negatif justru mempunyai lebih banyak nilai positif sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kepala Bidang

Riset Indonesian National Institute on Drug Abuse (Inida), Tomi Hardjatno mengatakan, ganja selama ini lekat dengan nilai negatif karena tidak ada upaya untuk mengembangkan ke arah positif. “Ganja hanya dikenal karena penyalahgunaannya saja yakni daun kering yang dihisap saja. Seolah, tidak ada manfaat lain dari tanaman ganja,” katanya. Padahal, ganja mulai akar, pohon, dahan, ranting hingga daun yang dapat diolah menjadi tas, souvenir, obat dan aneka fungsi lain. “Kita perlu mengangkat nilai positif ganja,” katanya.

Ia mengatakan, jika nilai positif lebih terangkat maka akan dapat menekan peredaran gelap ganja yang selama ini lekat dengan tanaman khas Aceh ini. “Ganja tidak mungkin dimusnahkan dari Aceh karena penyebarannya sangat mudah. Bahkan, burung pun dapat menyebarkan benih ganja,” katanya.

Dikatakannya, ganja menjadi lekat dengan negatif terjadi karena ada ulah segelintir orang luar Aceh untuk dipasarkan di luar secara gelap, katanya.

Di negara lain, upaya mengangkat sisi positif narkoba juga telah dilakukan. Di Bolivia, pemerintah menjadikan tanaman koka (bahan dasar kokain) menjadi bahan dasar roti, kue pasta gigi dan obat.

Source: LGN

Daun Ganja Efektif Untuk Penggunaan Otak Kanan

Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia saat ini cenderung dan dominan menggunakan otak kirinya dalam berpikir, sehingga manusia pun cenderung berpikir negatif dalam melihat dan menilai segala sesuatu yang terjadi di dalam diri nya dan di sekitar diri nya. Akibat pikiran negatifnya ini lah manusia pun menjadi saling curiga, menjadi was-was, kuatir, resah, gelisah, cemas, takut dan berpengaruh menjadi saling bermusuhan bahkan saling membunuh.

Padahal jika manusia mau menggunakan otak kanannya maka manusia pun akan melihat dan menilai segala yang ada dan terjadi di dalam dirinya maupun yang ada di sekitar dirinya adalah sesuatu yang sangat positif, baik dan bermanfaat bagi diri nya dan bagi sekitar diri nya.

Karena sesungguhnya tidak ada yang terjadi di dalam diri maupun di sekitar diri kita, kecuali sudah ada yang maha mengatur dan maha mengendalikannya. Dan semuanya pasti akan menjadi baik bahkan yang terbaik dalam hidup dan kehidupan ini.

Namun untuk bisa senantiasa menggunakan otak kanannya maka manusia harus melakukan latihan secara khusus dan memerlukan waktu cukup lama, dan juga diperlukan adanya seorang yang mampu membimbing dalam memaknai, melihat, menyikapi dan menilai atas setiap kejadian yang ada di dalam diri maupun di sekitar diri kita, sehingga kita pun akan senantiasa berpikir positif dan mendapatkan ketenangan bahkan kenikmatan dalam hidup ini.

Salah satu cara yang paling efektif untuk mendayagunakan otak kanan adalah dengan menghisap rokok daun ganja yang murni, tentu diawali dengan niat yang positif untuk menggali potensi kekuatan yang ada di dalam diri maupun potensi kekuatan yang ada di sekitar diri kita, sehingga dengan niat tersebut maka energi yang didapatkan dari daun ganja itu pun akan bekerja untuk membuka cakrawala pikiran kita, sehingga kita pun akan melihat betapa potensi yang ada di dalam diri dan yang ada di sekitar diri kita adalah potensi kekuatan yang luar biasa dahsyat, yang bisa dijadikan fasilitas yang sangat bermanfaat bagi diri dan sekitar.
Selamat mencoba

From: Gusti Yan, Jakarta

Source: LGN

Ganja Sebagai Obat Asma

Asma adalah pendeknya nafas dan bersin-bersin yang disebabkan oleh kejang pada saluran bronkial. Produksi berlebihan dari lendir (mukus, dan pembengkakan membran mukus. Asma telah membunuh lebih dari 4000 orang Amerika setiap tahunnya. [1] Penelitian klinis menunjukkan bahwa THC (zat aktif pada ganja) bertindak sebagai bronchodilator, membersihkan saluran udara yang tersumbat dan memungkinkan nafas yang bebas. [2], [3] Dalam satu studi, mariyuana, “menyebabkan pembalikan segera dari asma yang dipicu oleh latihan dan hiperinflasi.” [4] Banyak kasus asma telah diobati dengan sukses baik dengan pengobatan alami maupun THC sintetis.
Dalam sebuah laporan, seorang wanita muda menggunakan mariyuana dengan persetujuan dokternya. Selama beberapa tahun serangan asma yang biasa dia alami hampir sepenuhnya sembuh dengan dosis rendah dari asap ganja. [5]
Beberapa penderita asma yang telah menemukan pengobatan lewat penggunaan sintetis THC seringkali menyuarakan pilihan atas ganja yang alami dibandingkan denga marinol. Marinol disebut kurang efektif dibandingkan ganja yang alami serta jauh lebih banyak memiliki sifat psikoaktif.
Metode alternatif dari pemberian obat telah disarankan oleh Insitute of Medicine [6] dan banyak otoritas medis lainnya. Rencana untuk membuat inhaler (penghirup) THC yang tanpa pembakaran telah menerima banyak perhatian selama beberapa tahun, namun perancang telah gagal untuk menghasilkan sebuah contoh (prototipe) yang bisa bekerja. [7]
“Ekperimen yang meneliti efek antiasmatik THC dari ganja kebanyakan berasal dari tahun 1970-an dan merupakan studi yang akurat. Efek dari rokok ganja (dengan THC 2 persen) atau THC oral (15 mg), secara khusus menyamai dengan yang didapat dari dosis pengobatan obat-obatan bronkodilator umum (salbutamol, isoprenaline). Setelah menghirup, efeknya bertahan hingga sekitar dua jam. Karena menghirup bagian-bagian ganja dapat menyebabkan iritasi pada selaput lender (mucus), pemberian secara oral atau sistem pemberian alternatif yang lain akan lebih disukai. Sangat sedikit pasien yang mengalami bronchoconstriction (penyumbatan saluran bronkus) setelah menghirup THC.” [8]
sumber :
http://www.cannabismd.net/asthma/
LGN
________________________________________
[1] Grinspoon, “Marijuana and asthma.” The Forbidden Medicine Website, www.rxmarijuana.com
[2] National Academy of Science, 1982
[3] “Therapeutic possibilities in cannabinoids,” Editorial, The Lancet, pp. 667-669, March 22, 1975
[4] Tashkin, Shapiro, Lee, and Harper, “Effects of smoked marijuana in experimentally induced asthma.” American Review of Respiratory Disease, Vol. 112, 1975
[5] Letters, High Times, No. 273, May, 1998
[6] Institute of Medicine, Marijuana and Medicine: Assessing the Science Base. Washington DC: National Academy Press, 1999
[7] Geiringer, “An overview of the human research studies on medical use of marijuana.” CANORML, 1994, www.norml.org/canorml/
[8] Grotenhermen, Russo. Cannabis and Cannabinoids: Pharmacology, Toxicology, and Therapeutic Potential. New York: The Hawthorn Integrative Healing Press, 2002, Grotenhermen, “Review of Therapeutic Effects.” Chapter 11, p. 130

Senyawa Dalam Ganja Menghambat Kanker

Senyawa yang ditemukan dalam ganja dipercaya oleh ilmuwan Amerika Serikat dapat menghentikan penyebaran kanker payudara ke seluruh tubuh.
Tim dari “California Pacific Medical Center Research Institute” berharap bahwa cannabidiol atau CBD dapat menjadi alternatif tidak beracun bagi kemoterapi.
Tidak seperti ganja, CBD tidak memiliki ciri-ciri psikoaktif sehingga pengunaannya tidak melanggar hukum, laporan dari “Molecular Cancer Therapeutics”.
Penulisnya menekankan bahwa mereka tidak menyarankan pasien untuk merokok mariyuana.
Mereka menambahkan bahwa sangat tidak mungkin bahwa konsentrasi yang efektif dari CBD dapat dicapai dengan merokok ganja.
CBD bekerja dengan memblokir aktifitas dari gen yang disebut Id-1 yang dipercaya bertanggung jawab terhadap penyebaran agresif dari sel kanker dari lokasi tumor asalnya – sebuah proses yang disebut dengan metastasis.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa CBD dapat memblokir kanker otak manusia yang agresif.
Penelitian terbaru menemukan bahwa CBD tampak memiliki efek yang serupa pada kanker payudara di laboratorium.
Harapan ke Depan
Ketua peneliti Dr Sean McAllister mengatakan: “Saat ini kita memiliki pilihan yang terbatas dalam mengobati bentuk kanker yang agresif.
“Pengobatan tersebut, seperti kemoterapi, dapat berjalan efektif namun mereka juga sangat beracun dan sulit bagi pasien.
“Senyawa ini menawarkan harapan akan sebuah terapi tidak beracun yang dapat mencapai hasil yang sama tanpa efek samping yang menyakitkan apapun.
Dr Joanna Owens dari Cancer Research, Inggris, mengatakan : “Penelitian ini berada pada tahap paling permulaan.
“Penemuan ini akan perlu untuk ditindak lanjuti dengan percobaan klinis pada manusia untuk melihat apakah CBD adalah aman, dan apakah efek menguntungkannya dapat direplikasi (diulang).
“Beberapa obat-obatan kanker berdasar pada kimia tanaman yang tlah digunakan secara luas, seperti vincristine – yang berasal dari sejenis bunga yang disebut Madagascar Periwinkle dan digunakan untuk mengobati kanker payudara dan paru-paru. Akan sangat menarik untuk melihat apakah CBD dapat bergabung dengan mereka.”
Maria Leadbeater dari Breast Cancer Care mengatakan: “Banyak orang mengalami efek samping selagi mengikuti kemoterapi, seperti mual dan meningkatnya resiko infeksi, yang dapat memberikan beban fisik dan emosional.
“Obat apapun yang memiliki efek samping lebih sedikit, tentunya, akan menjadi sangat menarik.”
Namun ia menambahkan : “Jelas bahwa penelitian lebih lanjut perlu untuk dijalankan.”

Source:
http://news.bbc.co.uk/2/hi/7098340.stm
LGN

Cannabis Melawan Osteoporosis

Seorang peneliti Israel menemukan cara pengobatan osteoporosis dengan ganja. THC dan CBD dapat mempercepat proses penyembuhan patah tulang. Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang terjadi akibat penuaan.

Sekitar 10 juta penduduk Amerika di atas usia 50 tahun mengalami osteoporosis dan 80% dari mereka adalah perempuan. Sebanyak 34 juta orang memiliki massa tulang yang rendah atau osteopenia yang bisa mengakibatkan osteoporosis. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sistem endocannabinoid memainkan peranan penting dalam pengembangan massa tulang. Hasil riset ini dapat diarahkan untuk memerangi osteoporosis.

Kata osteoporosis berarti “tulang keropos” dan ini berhubungan dengan proses penuaan. Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang kita kehilangan kandungan mineral dan massa sehingga menjadi lebih rapuh dan rentan terkena patah tulang. Semua bagian dari tulang manusia dapat terkena penyakit ini terutama dibagian pinggul dan tulang belakang. Diperkirakan satu dari dua perempuan dan satu dari empat pria di atas usia 50 tahun akan menderita patah tulang karena osteoporosis selama hidup mereka.

Obat Biphosphonate seperti Boniva, accutane, Reclast dan Actonel biasanya diresepkan untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis. Namun obat-obatan tersebut memiliki efek samping seperti mual, sakit perut dan radang kerongkongan. Selain itu beberapa pasien mengalami nyeri otot dan tulang sendi, cardiac arrhythmias, dan efek samping lain yang disebut osteonekrosis (kerusakan tulang) pada bagian rahang. Pada tanggal 11 Januari 2011 FDA mengeluarkan peringatan baru tentang obat-obat ini, sebab setelah menggunakan obat-obatan tersebut selama lima tahun, tulang sebenarnya bisa menjadi sangat rapuh dan menyebabkan patah tulang paha dengan sedikit perasaan trauma.
Mengingat efek samping yang parah, tentu saja alternatif yang aman dan jelas yang kita cari.

Source:
http://bigbudsmag.com/
LGN