McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahaman tentang metode penelitian dengan mengelompokkannya dalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut.
Jenis-jenis penelitian lain dapat dibedakan atas dasar beberapa sumber referensi berikut ini.
Jenis-Jenis Metode Penelitian Menurut Ahli
Banyaknya jenis metode penelitian
sebagaimana dikemukakan di atas, dilandasi oleh adanya perbedaan
pandangan dalam menetapkan masing-masing metode. Uraian selanjutnya
tidak akan mengungkap semua jenis metode yang dikemukakan di atas tetapi membahas secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.
A. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya
pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif,
peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi
pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa
tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga
lebih dan satu variabel.
B. Studi Kasus
Penelitian Studi kasus
pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau
kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misalnya, mempelajari
secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap
kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun
waktu cukup lama. Mendalam, artinya mengungkap semua variable yang dapat
menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek.
Tekanan
utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia
lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya
terhadap lingkungan. Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang
tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan
pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya,
dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data
diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga
dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti
observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan
lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari.
Setiap
data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama
lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik
kesimpulankesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang
ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada
penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah,
bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menyeluruh.
Namun
kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang
diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang
bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada
individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat
terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun
sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat
diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip
dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.
C. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah pendidikan
termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan pendidikan. Tujuan
utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok
obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut
sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan
sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap
permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar
dan diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu
kelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasi yang telah
ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu diperlukan
sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.
D. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi.
Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh
mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan variasi dalam
variabel lain. Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan dalam satu
indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat
digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau
untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis,
dilakukan dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung
koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat
ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti
ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubungan
dengan kompetensi profesional kepala sekolah.
Semua
variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi
akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk
mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan
manajerial kepala sekolah.
E. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen
dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan
yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan
metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan
observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau
subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
F. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk
memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan
diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana
praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan
yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian
tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2)
Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya;
(3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut
dilaksanakan.
G. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses
atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.
Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.
Demikianlah beberapa
metode penelitian dalam pendidikan, sumber utama dari penulisan
metode penelitian ini yaitu dari
Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar