Tanaman ganja yang selama ini lekat dengan nilai negatif justru
mempunyai lebih banyak nilai positif sehingga dapat memberikan nilai
tambah bagi masyarakat. Kepala Bidang
Riset Indonesian National
Institute on Drug Abuse (Inida), Tomi Hardjatno mengatakan, ganja selama
ini lekat dengan nilai negatif karena tidak ada upaya untuk
mengembangkan ke arah positif. “Ganja hanya dikenal karena
penyalahgunaannya saja yakni daun kering yang dihisap saja. Seolah,
tidak ada manfaat lain dari tanaman ganja,” katanya. Padahal, ganja
mulai akar, pohon, dahan, ranting hingga daun yang dapat diolah menjadi
tas, souvenir, obat dan aneka fungsi lain. “Kita perlu mengangkat nilai
positif ganja,” katanya.
Ia mengatakan, jika nilai positif lebih
terangkat maka akan dapat menekan peredaran gelap ganja yang selama ini
lekat dengan tanaman khas Aceh ini. “Ganja tidak mungkin dimusnahkan
dari Aceh karena penyebarannya sangat mudah. Bahkan, burung pun dapat
menyebarkan benih ganja,” katanya.
Dikatakannya, ganja menjadi lekat
dengan negatif terjadi karena ada ulah segelintir orang luar Aceh untuk
dipasarkan di luar secara gelap, katanya.
Di negara lain, upaya
mengangkat sisi positif narkoba juga telah dilakukan. Di Bolivia,
pemerintah menjadikan tanaman koka (bahan dasar kokain) menjadi bahan
dasar roti, kue pasta gigi dan obat.
Source: LGN
Senin, 27 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
wah jadi tahu banyak makasih infonya yah
cara membuat kartu member alfamart
Posting Komentar