Saat ini, produk pangan khususnya produk permen sangat digemari dari kalangan anak – anak
hingga dewasa. Oleh karena itu, pada tugas ini kami memilih membuat
permen hard candy (Lolipop) sebab permen tipe ini merupakan permen yang
memiliki tekstur keras dan jika dipaparkan di udara luar akan cepat
lengket, sehingga perlu metode yang dapat membuat permen tersebut tidak
lengket. Misalnya pada pengemas permen diberi gula icing.
Candy
atau permen menurut jenisnya dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
permen kristalin (krim) dan permen non kristalin (amorphous). Permen
kristalin biasanya mempunyai rasa yang khas dan apabila dimakan terdapat
rasa krim yang mencolok. Contoh permen kristalin adalah fondant, dan
fudge. Sedangkan permen non kristalin (amorphous) terkenal dengan
sebutan “without form”, berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi hard
candy (hard boiled sweet), permen kunyah (chewy candy) atau soft candy,
gum dan jellies. Produk confectionery lainnya adalah Karamel atau Toffee
(termasuk soft candy) dan cotton candy (permen tradisional).
Hard
candy dengan kandungan total solid sebanyak 97% memberikan tekstur yang
baik dan memberikan umur simpan yang optimal. Akan tetapi jika semua
hanya terdiri dari sukrosa maka akan menjadi lewat jenuh, sehingga
karbohidrat ini menjadi tidak stabil. Masalah ini dapat diatasi dengan
menggunakan campuran sukrosa dan sirup glukosa. Sirup glukosa yang
digunakan dapat meningkatkan viskositas dari permen sehingga permen
tetap tidak lengket dan mengurangi
migrasi molekul karbohidrat. Permen yang jernih dapat dihasilkan dengan
kandungan air yang rendah dan penambahan sirup glukosa yang akan
mempertahankan viskositas tinggi. Selain gula sebagai bahan dasar,
isomalt, lactitol, maltitol atau hidrolisat pati yang terhidrogenasi
dapat pula digunakan sebagai substitusi. Secara teknis terminologi hard
candy digunakan untuk campuran sukrosa dengan sirup glukosa yang
dipanaskan pada suhu tinggi sehingga bahan yang dipanaskan tersebut
menjadi bening dengan karakteristik berupa : (Faridah,2008)
- Tidak ada butiran gula pada permukaan, bersih dan bening penampilannya,
- Kadar airnya sangat rendah (1 – 3%) dengan keseimbangan kelembaban
relatif di bawah 30 persen, sehingga sangat mudah untuk mengabsorbsi
kelembaban dari atmosfer, dan
- Setelah pemasakan terdapat dua komponen utama yaitu sukrosa dan
glukosa, disertai gula invert dalam jumlah yang berubah-ubah yang
merupakan hasil inversi sebagian sukrosa yang terjadi selama pemasakan.
Suhu
yang digunakan untuk membuat permen agar kadar air mencapai kira-kira 3
persen adalah 150°C sehingga menghasilkan kandungan air yang rendah (1 –
3%), membentuk supersaturated non crystaline solution yang menghasilkan
“glassy tekstur” bentukkan menyerupai glass yang bening dan tekstur
yang keras, serta memiliki kelembaban relatif dibawah 30%. Hal ini
menyebabkan cenderung mudah menyerap uap air dari sekitar, sehingga
dibutuhkan bahan kemasan. Dengan spesifikasi yang pas agar permen tidak
mudah basah dan lengket. Teknik membuat permen dengan daya tahan yang
memuaskan terletak pada pembuatan produk dengan kadar air minimum dan
dengan sedikit saja kecenderungan untuk mengkristal.
Dua
masalah yang dapat terjadi pada hard candy adalah stickness
(kelengketan) dan graining (kristalisasi). Stickness terjadi karena
meningkatnya kadar air pada permen sehingga permen lebih bersifat
higroskopis. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan sukrosa dan
gula invert. Tetapi rasio antara sukrosa dan gula invert perlu
disesuaikan, karena kesalahan rasio kedua bahan tersebut dapat
menyebabkan graining atau pengkristalan. Penyimpanan pada suhu dan RH
yang tinggi juga dapat menimbulkan masalah kelengketan dan graining,
karena permen menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus dijaga agar
tidak lebih dari 45%. Hard candy diharapkan tidak lengket atau
mengkristal ketika diterima oleh konsumen, maka ketepatan formula dan
pengontrolan proses sangat penting. Masa simpan permen dapat mencapai 12
bulan, sehingga pemasarannya dapat dilakukan secara meluas dengan mutu
permen yang tinggi dan harganya relatif murah (Faridah,2008).
Hard
candy juga merupakan sebutan untuk permen yang mengalami pemasakan pada
suhu 140–150°C dengan penampilan bening. Semakin tinggi suhu yang
digunakan untuk pembuatan hard candy maka kekerasannya semakin tinggi
dan kadar air semakin rendah. Kristalisasi dalam produk permen berakibat
mengurangi penampilan yang jernih. Kekurangan ini mengakibatkan
penampilan kurang memuaskan dan terasa kasar pada lidah. Kristalisasi
akan terjadi secara spontan tetapi dapat dicegah dengan menggunakan
bahan-bahan termasuk sirup glukosa dan gula invert yang tidak
mengkristal tetapi sangat menghambat terjadinya kristalisasi pada
permen.
Metode
terbaru yang disenangi oleh perusahaan hard candy adalah memasak
larutan gula dalam kendi dengan pengadukan perlahan secara konstan
sampai larutan mulai mendidih, campuran dipanaskan sampai 266– 320°F
(135 – 160oC) atau 280 – 310°F (149 – 166oC),
kemudian dilakukan penambahan asam, warna dan flavor. Campuran yang
terbentuk dicetak menjadi bentuk dan ukuran yang bervariasi. Sedangkan
hard candy dengan bahan dasar palatinit memerlukan suhu yang lebih
tinggi dalam pengolahannya yaitu 300 – 330°F. Perlu diingat juga bahwa
produk hard candy tidak lengket dan tidak mengkristal. Formulasi
pembuatan candy sangat penting untuk diperhatikan. Kadar gula pereduksi
(glukosa atau fruktosa) sangat menentukan karakteristik produk. Gula
pereduksi tinggi maka produk cenderung lengket (hidroskopis), jika
rendah gula sukrosa mengkristal. Gula pereduksi berasal dari sirup
glukosa dan inversi sukrosa. Gula pereduksi maksimal 23,5%. Kadar gula
pereduksi dipengaruhi oleh rasio gula sucrosa selama proses, penambahan
dari luar, penambahan asam ataupun bahan per-pH rendah. Proporsi gula
sucrosa dan sirup glucosa berkisar 70 : 30 sampai 45 : 55. Khusus daerah
tropis (suhu dan kelembaban tinggi) proporsi 60 : 40 dianggap tidak
baik (Faridah,2008).
Berikut ini gambar permen hard candy: (Faridah,2008)
Permen Hard Candy
Tinjauan Bahan Pembuatan Permen Hard Candy
Hard
candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup glukosa atau gula
invert, air, flavour dan pewarna. Selain berbahan dasar gula, komponen
flavour juga sangat penting dalam pembuatan permen. Flavour yang
digunakan untuk bahan pangan dapat berupa flavour alami atau sintetik,
namun seiring dengan banyaknya indikasi yang menunjukkan bahwa secara
umum bahan sintetik dapat membahayakan bagi kesehatan, maka kesadaran
kembali kealam (back to nature) kembali menjadi pilihan yang tepat.
-
Air
Sebagai media pelarut gula baik sukrosa maupun glukosa sehingga gula-gula tersebut menjadi karamel dan kental karena adanya pemanasan dengan suhu tinggi dan gula yang bersifat mengikat air.
-
SukrosaSukrosa merupakan polimer dari molekul glukosa dan fruktosa melalui ikatan glikosidik yang mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan makanan. Oligosakarida ini banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kepala kopyor. Biasanya gula ini digunakan dalam bentuk kristal halus atau kasar (Winarno, 2004). Buckle et. al. (1987) cit Budiana, penggunaan sukrosa dalam pembuatan hard candy umumnya sebanyak 50-70 % dari berat total. Hasil penelitian Wahyuni (1998) menunjukkan bahwa peningkatan kadar sukrosa akan meningkatkan kekentalannya. Untuk pembuatan hard candy dapat digunakan sukrosa dalam bentuk granular atau gula cair. Agar dihasilkan permen dengan kejernihan yang baik atau penampakan mirip air, dibutuhkan gula dengan tingkat kemurnian yang tinggi dan rendah kandungan abunya. Kandungan abu yang tinggi menyebabkan peningkatan inverse, pewarnaan dan pembusaan selama pemasakan sehingga memperbanyak gelembung udara yang terperangkap dalam massa gula (Anonymous, 2011)c.
Sifat-sifat sukrosa : (Gaman dan Sherrington, 1994)
- Kenampakan dan kelarutan, semua gula berwarna putih, membentuk kristal yang larut dalam air.
- Rasa manis, semua gula berasa manis, tetapi rasa manisnya tidak sama.
- Hidrolisis, disakarida mengalami proses hidrolisis menghasilkan moosakarida. Hidrolisis sukrosa juga dikenal sebagai inversi sukrosa dan hasilnya berupa campuran glukosa dan fruktosa disebut “gula invert”. Inversi dapat dilakukan baik dengan memanaskan sukrosa bersama asam atau dengan menambahkan enzim invertase.
- Pengaruh panas, jika dipanaskan gula akan mengalami karamelisasi.
- Sifat mereduksi, semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa berperan sebagai agensia pereduksi dan karenya dikenal sebagai gula reduksi
-
Glukosa
Glukosa yang digunakan dapat meningkatkan viskositas dari permen sehingga permen tetap tidak lengket dan mengurangi migrasi molekul karbohidrat. Permen yang jernih dapat dihasilkan dengan kandungan air yang rendah dan penambahan glukosa yang akan mempertahankan viskositas tinggi. (Anonymous,2010)b
-
TartarZat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman pada permen, dan pada makanan atau minuman lainnya. Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Emulsifier memungkinkan air dan minyak untuk tetap dicampur bersama dalam suatu emulsi, seperti pada mayones, es krim, dan homogen susu. stearyl tartarate. Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama dan tidak cepat buruk di simpan. Bahan pengawet menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba atau mikroorganisme yang dapat merusak dan memburuk makanan. Terlalu banyak makan-makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai penyakit. Kalsium tartrat (Isabella,2010).
-
Flavor
Flavour adalah gabungan rasa dan aroma yang sangat menetukan kesukaan konsumen terhadap suatu produk disamping tekstur. Tujuan penambahan flavour bukan untuk menutupi kualitas dari bahan pangan yang sebenarnya, tetapi antara lain untuk meningkatkan daya tarik bahan pangan, menstandarisasi flavour awal yang lemah dan menggantikan flavour yang hilang selama pengolahan. Dalam pemberian flavour harus diingat bahwa sebaiknya dilakukan pada temperature yang tepat untuk menghindari menguapnya komponen volatile dan degradasi. Flavour sangat berpengaruh terhadap penilaian organoleptik dan penerimaan konsumen terhadap produk. Pada saat sekarang dimungkinkan untuk memberi flavour baik alami maupun sintetis yang diinginkan pada permen. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan permen dapat berupa flavour alami, flavour buah-buahan (diekstrak dari buah-buahan) atau flavour sintetis (campuran bermacam-macam bahan kimia aromatic) (Anonymous, 2010)a.
-
PewarnaJenis pewarna yang digunakan dalam pembuatan hard candy adalah pewarna alami dan sintetis atau dapat juga berupa agen pengikat dari kelompok alginat, seperti selulosa, gum sayur dan sejenisnya. Pewarna alami seperti carmin, annato, beta-caroten, turmeric, gula bit, ekstrak kulit anggur, caramel dan campuran diantaranya dapat digunakan sebagai pewarna. Penggunaan konsentrasi khusus untuk agen warna sintetik berkisar dari 0,01 – 0,03% dan level 0,1 – 1% untuk warna alami (Faridah,2008). Fungsi pewarna tersebut untuk meningkatkan intensitas warna pada produk agar warna yang ditambahkan dapat mewakili rasa dari produk. Misalnya produk permen berwarna merah menunjukkan bahwa permen tersebut memiliki rasa stroberi. (Anonymous,2011)e
-
Perisa
Perisa (flavour) digunakan dalam industri pangan. Dengan perisa, dihasilkan produk yang memiliki rasa yang diinginkan. Memiliki intensitas bau dan rasa seperti yang diinginkan serta dapat meningkatkan rasa (Anonymous,2011)d.
Karakteristik Produk Hard Candy
Hard
candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras, penampilan
yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan sirup
glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan
rasa yang lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari
gula, sirup glukosa atau gula invert, air flavour dan pewarna.
Kebanyakan hard candy dibuat dari sukrosa dan sirup glukosa.
Di
Indonesia sendiri memiliki produksi gula (sukrosa) cukup banyak
demikian pula sirup glukosa, hal inilah yang menjadi alasan kami untuk
membuat produk permen jenis hard candy. Selain itu bahan baku dari
pembuatan hard candy yang sederhana mudah dicari dan proses pembuatannya
juga cukup mudah dengan ukuran yang tepat pada komposisi bahan baku
serta ketepatan dalam proses pemanasan. Hard candy yang kami buat adalah
jenis permen lollipop. Lollipop sendiri adalah permen yang cukup
digemari di kalangan masyarakat , anak-anak hingga dewasa. Bentuk dan
warna yang menarik serta penggunaan stick lollipop menjadikan ciri khas
tersendiri pada permen tersebut. Banyaknya produk-produk permen lollipop
yang beredar dipasaran dengan bentuk yang menarik, berbagai macam rasa
dan warna, serta kemasan yang menarik menjadi inspirasi bagi kami untuk
membuat permen keras jenis lollipop (Faridah, 2008).
Bahan
utama dalam pembuatan perrnen jenis ini adalah sukrosa, air dan sirup
glukosa. Sedangkan bahan tambahannya adalah flavor. pewarna, dan zat
pengasam. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sukrosa sebagai
bahan utama pembuatan permen adalah kelarutannya. Permen yang
menggunakan sukrosa murni mudah mengalami kristalisasi. Pada suhu 200C hanya 66.7% sukrosa murni yang dapat larut. Bila larutan sukrosa 80% dimasak hingga 109.60C dan kemudian didinginkan hingga 200C, 66.7%
sukrosa akan teriarut dan 13.3% terdispersi. Bagian sukrosa yang
terdispersi ini akan menyebabkan kristalisasi pada produk akhir. Oleh
karena itu perlu digunakan bahan lain untuk meningkatkan kelarutan dan
menghambat kristalisasi, misalnya sirup glukosa dan gula invert.
Cara Pembuatan
Resep Hard Candy :
-
2 cup sukrosa (500cc)
-
1/2 cup air (250 cc)
-
¾ cup glukosa (190 cc)
-
¼ teaspoon cream tar-tar
-
Perasa secukupnya
-
Pewarna secukupnya
-
Asam sitrat secukupnya
1. Pengukuran Bahan
Mengukur
bahan-bahan yang diperlukan sebelum membuat candy sesuai dengan formula
atau resep (termasuk air, pewarna dan perisa). Pada tahap ini, kelompok
kami mengukur jumlah bahan yang digunakan menggunakan gelas ukur (gelas
takar).
2. Pelarutan atau pencampuran
Air
diperlukan untuk melarutkan gula pada tahapan ini namun penggunaan air
diusahakan sesedikit mungkin. Kemudian diaduk hingga homogen,
kadang-kadang pemanasan awal diperlukan. Kemudian ditambahkan sirup
glukosa. Jika telah tercampur seluruhnya dengan baik, pengadukan
diperlambat dan mulai dilakukan pemanasan sampai campuran mendidih dan
terkondensasi. Pencampuran bahan-bahan pada pengolahan candy dilakukan
dengan berbagai cara, tergantung dengan tingkat teknologi yang dimiliki
oleh industri. Cara yang paling sederhana adalah pencampuran dengan
pengadukan, sedangkan yang paling canggih adalah sistem injeksi pada
bagian tengahnya.
3. Pemanasan atau pemasakan
Misalnya
untuk mendapatkan kadar air produk 3% (berarti kadar gula berkisar 97%)
maka pemanasan dilakukan sampai suhu mendidih sekitar 140 -150oC
(merupakan titik akhir pemasakan). Untuk proses ini dibutuhkan
termometer, juga pengadukan minimal (30–60 rpm). Proses pemanasan
berlangsung tergantung jenis candy yang sedang diolah. Untuk hard candy
sekitar 150oC, soft candy seperti toffee, permen kunyah sampai mencapai suhu 120 – 130oC
dan dipertahankan sampai kadar air 7 – 9%. Seperti halnya teknologi
pencampuran, teknologi proses pencetakkan candy juga beraneka ragam,
diantaranya adalah teknologi drop, rotary forming die head, depositing
dan lollipop. Semua teknologi tersebut dapat disesuaikan dengan variasi
bentuk yang diinginkan untuk menambah daya tarik terhadap konsumen,
sehingga dibutuhkan seni untuk menghasilkan candy dengan bentuk yang
menarik. Dalam pembuatan permen hard candy jika tidak mempunyai
termometer dapat menggunakan air es untuk mengetahui bahwa proses
pemanasan telah maksimal, jika saat larutan di teteskan ke air es akan
membeku dan menjadi keras.
Setelah
dimasak permen akan menjadi kasar tanpa pembentukan kristal dan susah
untuk dibentuk lebih lanjut, kecuali dengan menggunakan alat atau mesin.
Pada pembuatan permen ini harus dihindari terjadinya pembentukan
kristal. Penggunaan wajan yang berbeda akan menghasilkan produk yang
berbeda walaupun perbedaannya kecil. Selama proses pemanasan dan
pendidihan akan terjadi reaksi Maillard dan pada suhu yang lebih tinggi
akan terjadi karamelisasi. Keduanya berkontribusi pada pembentukan
flavor dan warna produk candy khususnya ini sangat diharapkan pada
toffee atau karamel. Karamelisasi (pencokelatan) akibat pemanasan gula
dan reaksi Maillard (pencokelatan) terjadi reaksi antara grup amino dan
hidroksi. Selama proses juga terjadi konversi sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa (gula invert).
4. Pendinginan
Setelah
titik akhir tercapai adonan gula segera dipindahkan ke wadah lain
sambil didinginkan. Tambahkan bahan-bahan lain (pewarna, perisa, asam
dan lain-lain) secara bertahap sambil diaduk perlahan. Campuran
diletakkan diatas nampan atau lempengan stainless steel dan didinginkan
sampai konsistensi memadat atau suhu 40 – 43oC kemudian
dipotong bentuk lempeng atau digunakan sebagai pelapis pada produk
gula-gula lainnya yang dibentuk menjadi bentuk batang. Tetapi saat ini
sebagian besar dibentuk dan dikemas satu persatu sebagai gula-gula. Saat
ini proses pemotongan dan pengemasan dilakukan bersamaan pada unit
pengolahan yang sama.
5. Pencetakan
Pada
saat sirup menjadi plastis (mengental karena dingin) pencetakan dapat
dilakukan. Setelah pencetakan pendinginan dilakukan lebih lanjut
sehingga dihasilkan produk yang keras. Tahapan ini kelembaban udara
dijaga rendah agar produk tidak menyerap air.
6. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk mempertahankan kualitas produk dan memperbaiki penampilan. Syarat kemasan yang baik :
-
Tidak dapat ditembus gas
-
Dapat dikelim dengan panas
-
Tidak dapat ditembus cahaya
-
Plastis
-
Tahan tekukan
-
Tahan gesekan
-
Dapat dicetak
-
Menarik
Bahan
kemasan yang paling banyak pada produk candy adalah plastik
polipropilene (PP) dan polivinil klorida (PVC). Tahapan proses
pengolahan candy tidak sama pada semua jenis candy. Cotton candy dan
jenis candy kristalin berbeda dengan candy non kristalin. Untuk jenis
hard candy, tipe pengemas yang digunakan adalah kemasan individual. Tipe
ini akan melindungi permen dari terbentuknya butiran-butiran atau
kelengketan karena penyerapan uap air dari atmosfer. Bahan pengemas
untuk permen meliputi foil yang dilapisi LDPE, PVDC, selophan, plastik
polietilen serta paduan aluminium foil dan kertas glasin (Wax paper)
(Faridah,2008).
Berikut adalah video pembuatan hard candy
Kerusakan-kerusakan yang Terjadi Pada Kembang Gula
- Kristalisasi
Masalah utama selama penyimpanan produk gula adalah terbentuknya Kristal-kristal kecil yang biasa dikenal dengan graining, yang
menyebabkan produk tidak diterima. Hal ini dikarenakan rekristalisasi
sukrosa, yang merupakan bentuk yang sangat sederhana dan dianggap
sebagai perpindahan dari molekul ke nukleus (Mc Donald, 1984). Graining atau
kristalisasi dengan disertai berkurangnya mutu rupa dan tekstur telah
disebutkan diatas, masalah ini disebabkan oleh salah satu dari hal
berikut ini :
- Kurangnya ahli dalam formulasi.
- Kondisi penyimpanan yang jelek yang menyebabkan terserapnya air dipermukaan produk dan menyebabkan kristalisasi.
- Kristalisasi koloid pelindung seperti gelatin dan sebagainya. (Buckle, et al., 1987).
- Sticky
Kesalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan produk gula adalah produk gula tersebut menjadi lengket (sticky). Produk-produk gula tersebut menyerap air dari udara yang disebabkan oleh :
-
Terlalu banyak kandungan invert.
-
RH ruang penyimpanan terlalu tinggi. Ruang penyimpanan sebaiknya mempunyai RH 45 %
-
atau kurang. Produk-produk gula tersebut sebaiknya dibungkus (dikemas) pada suhu 32oC.
-
Bahan pembungkus yang tidak cocok, transfer kelembaban uap air dari pembungkus produk
-
gula dan kantong pembungkus terlalu tinggi.
-
Kondisi kelembaban pada batas penjualan (juga berhubungan dengan poin 3) (Minifie, 1989).
Masalah yang sering terjadi pada produk-produk gula adalah stickiness dan graining. Stickiness terjadi
karena kadar air kembang gula sehingga kembang gula lebih bersifat
higroskopis. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan sirup glukosa
dan sukrosa. Tetapi rasio antara sukrosa dan sirup glukosa perlu
disesuaikan, karena kesalahan rasio kedua bahan tersebut dapat
menyebabkan graining (mengkristal). Penyimpanan pada suhu dan RH yang tinggi juga dapat menimbulkan masalah pelengketan dan graining,
karena kembang gula menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus dijaga
agar tidak lebih dari 45 %. Kembang gula diharapkan tidak lengket atau
tidak mengkristal ketika diterima oleh konsumen, maka ketepatan formula
dan pengontrolan proses sangat penting (Anonymous, 2011).
Kerusakan Mikroorganisme
Coklat
dan produk-produk gula biasanya tidak peka terhadap serangan
mikroorganisme perusak, karena berkadar air rendah dan oleh karena
ERH-nya juga rendah. Akan tetapi fermentasi ragi dapat terjadi bila
kandungan padatan dibawah 75% dan pencemaran dengan mikroorganisme
osmofilik yang sesuai misalnya:[Zygosaccharomyces sp] telah
terjadi. Kapang dapat tumbuh jika misalnya terjadi pengembunan air pada
produk karena perubahan suhu yang besar (Buckle, et al, 1987).
Karamelisasi
Bila
suatu larutan glukosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat,
demikian juga dengan titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung
sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai
dan pemanasan terus dilakukan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri
dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah
160oC (Winarno, 1992). Bentuk dari pigmen karamel disebut reaksi browning nonenzimatis
dengan kehadiran komponen nitrogen. Ketika gula dipanaskan tanpa air
atau dipanaskan dalam bentuk larutan yang berkonsentrasi tinggi,
rangkaian reaksi yang terjadi akhirnya akan membentuk karamel (de Man,
1980). Pencegahan browning nonenzimatis ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
-
Penurunan suhu, karena browning ini disebabkan oleh suatu panas, dengan penurunan suhu
-
dapat dicegah atau dikurangi terjadinya browning.
-
Pengurangan kandungan air, reaksi browning tergantung dari adanya air, sebab itu pengurangan
-
kadar air dengan proses dehidrasi dapat menjegah browning.
-
Penggunaan inhibitor kimia, banyak zat-zat kimia yang dapat mencegah browning nonenzimatis seperti sulfit, bisulfit dan garam-garam dapur (Apandi, 1984).
Anonymousa.2010 Pengaruh Penambahan Bubuk Gambir (Uncaria gambir Roxb) dan Gula Invert terhadap Mutu Hard Candy. http://jag-uank.blog.friendster.com/. Diakses pada tanggal 26 Maret 2011.
Anonymousb. 2010. Pengetahuan tentang Jenis-Jenis Candy (Permen) http://nurzanepastry.blogspot.com. Diakses pada tanggal 26 Maret 2011
Anonymousc.2011. Teknologi Pangan dan Agroindustri. Volume I, Nomor 1-12. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada tanggal 26 Maret 2011.
Anonymousd.2011. Perisa. http://www.susukolostrum.com/templates/.Diakses pada tanggal 26 Maret 2011.
Anonymouse.2011. Pewarna. http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/.Diakses pada tanggal 26 Maret 2011
Apandi, M., 1984. Teknologi Buah dan Sayur. Alumni:Bandung
Buckle, K. A., R. A Edward, G. H. Fleet and M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Penerjemah: H. Purnomo dan Adiono, UI-Press: Jakarta
De Man, J.M., 1980. Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB: Bandung
Faridah,Anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta
Gaman, P.M dan K.B. Sherrington, 1994. Ilmu Pangan. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh M.Sardjito, S. Nuriaki. A. Murdiati. Sardjono. Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Gajah Mada University Press:Yogjakarta
Isabella, 2010. Zat Aditif pada Makanan. http://isabellasupardi.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 26 Maret 2011
MC. Donald, M., 1984. Uses of Glucose Syrups in The Food Industry. Elsevier Applied Science Pub., Ltd:Essex.
Minifie, B. W., 1989. Chocolate, Cocoa and Confectionery. Van Nostrand Reinhold: New York
Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Source: klik
6 komentar:
Apakah anda tahu dimana saya bisa beli fruit hard candy? Saya mau beli banyak
Tolong email saya: christy.yuwono@gmail.com
Bahasany trlalu akademis df iatilah2 asing.ini yg d sasar pngusaha kecil apa akademisi sih?
makasih kak untuk infonya yah
brand wardah
for tips on how to become the right entrepreneur
Hasil saya,pas di jemur meleleh lagi jadi air, gimana solusinya gan
CV Bahagia Sukses Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor, vendor dan juga jasa jual dan sewa berbagai jenis tenda. Tenda yang kami sediakan adalah jenis tenda dengan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau, Dengan tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam membuat dan memasang tenda.
Salah satu tenda yang kami sediakan adalah tenda Sarnafil / kerucut. Jenis tenda ini adalah tenda promosi, event, maupun bazar. Dengan bentuk atap kerucut sisi dinding PVC 410 gsm balackout yang dapat ditutup dan dibuka.
Tenda sarnafil menggunakan rangka alumunium sedangkan tenda kerucut menggunakan kerangka besi. Jenis kerangka ini tahan terhadap karat.
Tenda jenis ini dapat digunakan untuk :
- Berbagai kegiatan promosi / event.
- Bazar, Seminar dan Pameran.
Desain tenda sarnafil dapat disesuaikan dengan keinginan anda dan tersedia berbagai ukuran yaitu 3m x 3m, 4m x 4m, 5m x 5m dengan tinggi tiang kaki 2m s/d 2,5 m.
Perusahaan kami telah berpengalaman dalam Membuat berbagai macam tenda. Silahkan hubungi 0811 1252 0824 RAHMA
Office: Ruko Cendana Raya No. 15A, Bencongan Indah, Karawaci Tangerang.
SENIN - SABTU / 08.00 - 17.00
Anda juga dapat menghubungi kami di :
https://tendagudangjakarta.blogspot.com/
https://tendagudangbogor.blogspot.com/
Twitter : @TangerangRoder
Instagram : @tendapameranjakarta
Instagram : @tendagudangjakarta
SHOPEE : @https:tendarodertangerang
TOKOPEDIA :@partisipameran23
Posting Komentar