Kotaku Menjelma Seperti Ibukota
Pagi hari di bulan ramadan tampak bergegas seorang pemuda yang akan berangkat kuliah, jam menunjukan setengah delapan lebih sementara ia masuk kuliah jam delapan, Setelah ketinggalan 2 rakaat subuhnya karena kebablasan tidur setelah sahur.
Tak ambil pusing pemuda itu berangkat, walau ia tau pasti akan terlambat sesampainya di kampus. Damn! sebelum menuju ke jalan raya sudah terlihat di depan gang nya kemacetan terjadi "tak seperti biasanya" Pikir pemuda. karena paling tidak kemacetan terjadi jauh dari gang rumah nya, pemuda itu lalu tancap gas motornya dengan meliuk liuk diantara kendaraan besi. Daerah sindanglaya tak jauh dari gang rumahnya kemacetan terjadi sangat parah sampai alur jalan menuju arah kampusnya habis dikuasai kendaraan yang akan beraktifitas pagi itu. Melihat pak polisi memberi tau kepada pengendara di depannya, pemuda itu berfikir sepertinya ada kecelakaan hebat sehingga terjadi kemacetan yang sangat parah tak seperti biasanya ia alami pagi hari akan berangkat kuliah.
Pemuda itu membelokkan motornya kembali ke arah rumahnya, dan membelokkan nya ke arah jalur alternatif menuju jalan antapani. Mungkin menurutnya jalur alternatif tetapi tidak, tumpukkan kendaraan berpolusi malah seakan berpindah ke jalur yang biasanya tidak terlalu ramai dengan kendaraan. "Oke! Pertigaan pertama boleh macet" pemuda itu berharap perjalanan selanjutnya akan lancar, tak jauh dari pertigaan tadi di pertigaan selanjut nya sama seperti pertigaan sebelumnya terjadi tumpukkan mesin polusi juga. Alhasil pemuda tersebut mempunyai ide dengan jalur jalan berbeda, lumayan lancar seperti biasa jalan yang ia lalui, tetapi itu hanya sementara di pertigaan selanjutnya yang merupakan tembusan jalan di pertigaan kedua pemandangan sama ia saksikan sambil menahan sabar dan menahan mentari yang mulai mendaki di bulan puasa itu. Sedikit demi sedikit kendaraan melaju, di pertigaan selanjutnya ia memutuskan untuk belok ke kanan karena ia ingat kalau belok kiri di daerah arcamanik masih ada perbaikan jalan, tancap gasssss!! di daerah pacuan kuda pemuda itu berhanti sejenak membalas sms sembari menghela nafas, mengabarkan pada temannya bahwa ia akan telat sementara itu di perkuliahan akan ada ujian atau kuis pemuda itu mengambil keputusan untuk mengikuti ujian susualan saja, Dan ternyata teman nya juga terlambat sehingga akan mengikuti ujian susulan juga.
Melanjutkan perjalanan pemuda itu mencoba jalur yang biasa ia lalui lewat jalur cicaheum melihat di jalur tersebut masih macet, entah ada kemacetan apa yang terjadi "pikir pemuda itu sejenak sambil membelokkan lagi motornya" Melanjutkan perjalanan menuju arah antapani yang biasa pemuda itu lalui pas zaman SMA. Sial apes sekali pagi itu, pemuda tersebut terjebak lagi tumpukkan kendaraan roda dua menuju arah komplek perumahan antapani, karena jalan tersebut di portal dan hanya kendaraan roda dua saja yang bisa memakai jalan tersebut. Untungnya tak lama pemuda itu terjebak di kerumunan kendaraan roda dua tersebut, tancap gasss lagi sampai ada pom bensin di daerah antapani.
Mentari sudah menyengat mengabarkan siang akan segera datang, jalanan antapani cukup bersahabat tetapi sama saja seperti biasa sedikit macet, tetapi tidak seperti jalan yang biasa ia lalu tadi. Sepanjang perjalanan ia berfikir "apakah Jakarta separahBandung? atau lebih parah dari ini kemacetannya?" Pertanyaan itu sering ia pikirkan kalau melihat kemacetan di Bandung. "Bagaimana Bandung kedepannya kalau seperti ini terus" Pertanyaan penuh ketakukan terbesit dalam dirinya. Sepanjang perjalanan menuju kampus dilalui pemuda itu dengan cukup lancar normal dengan sedikit kemacetan di titik-titik seperti biasanya, hingga sesampainya dikampus ia bertemu teman yang kesiangan karena tersengat lebah saat ia menuju perjalanan dengan mengayuh sepedah, memang teman yang satu itu sering memakai sepedah ke kampus untuk menghemat uang katanya, dan ternyata ada satu temannya lagi juga ketinggalan karena bangun kesiangan, temannya itu juga sering kesiangan dengan muka yang kelihatan belum mandi "hahaha konyol semua.." Pemuda itu bercanda.
***
Memang kemacetan di Bandung kadang di luar kendali kita, bahkan saat bukan jam kerja atau jam berangkat dan jam pulang kerja kemacetan di Bandung ada saja entah itu apa yang terjadi karena kadang kemacetan itu suka tidak jelas. Lama-lama bumi ini mungkin bosan juga melihat tingkah kita dibumi yang semakin aneh dan tidak menghargai semesta. Jujur saja yang saya lihat pengguna kendaraan di jalan pun sudah tidak menghargai sesama pengendara lain, sehingga sering terjadi kemacetan tersebut bahkan kecelakaan karena kelalaian manusia dan akibat kurangnya rasa hormat sesama pengendara akibat saling mendahului dan tidak sabar. Harapan kami semoga pemimpin di negeri ini bisa memperhatikan kenyamanan di jalan karena mereka bisa enak saja dikawal oleh pak polisi tanpa merasakan kemacetan yang dialami rakyatnya, sebaiknya kita pun sebagai pengguna jalan harus bisa menjaga kenyamanan di jalan, menghargai sesama pengguna jalan, dan utamakan keselamatan!
28/07/2012
Copyright © 2012 - JNXRCHMT
Source: jnxrchmt.wordpress.com
Sabtu, 28 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar